SURO @ SOLO, NGIRING pit KEBO

December 10, 2010
kirab keluarga "Kyai Slamet" sebagai pusaka Keraton Surakarta

1. kirab keluarga "Kyai Slamet" sebagai pusaka Keraton Surakarta (sumber :http://siriou.wordpress.com/2009/12/)

Setiap malam 1 Suro yang menandai datangnya tahun baru Jawa, nyaris selalu dengan dibarengi dengan “Jamasan” (krama inggil), yang berarti memandikan, menyuci, membersihkan. Surakarta, selalu menjalankan tradisi jamasan pusaka yang secara urutan prosesi berupa pengambilan pusaka dari tempat penyimpanan, tirakatan, arak-arakan, jamasan. Keraton Surakarta memiliki pusaka unik berupa kerbau keluarga Kyai Slamet, yang selalu diarak juga dalam setiap prosesi jamasan Sura. Dalam prosesi jamasan ini diharapkan ke depan semoga mendapat keselamatan, perlindungan, ketenteraman.

bersama, sesepuh mengawali doa

2. bersama, sesepuh mengawali doa

prosesi jamasan

2. prosesi jamasan pit kebo

diamini bersama

3. diamini bersama

jamasan satu per satu onthel dari tetua kami

4. jamasan satu per satu onthel dari tetua kami

sepeda pusaka dari simbah dapat giliran dijamasi

5. sepeda pusaka dari simbah dapat giliran dijamasi, kalung kembang melati dan kanthil

Jamasan ala Sepeda Onthel Lawas Solo. Senin 6 Desember lalu, jamasan sepeda onthel dilakukan di tempat berkumpulnya keluarga SOLO di depan Balaikota. Tirakatan dimulai ketika dupa mulai disulut dan kembang setaman dituang ke dalam air sumur. Khidmat doa dipanjatkan masing-masing, dan dilanjut dengan memandikan sepeda dengan air kembang yang memang disediakan.

nggiring (pit) kebo, sebagai prosesi jamasan

6. nggiring (pit) kebo, sebagai prosesi jamasan

@ Gladag

7. @Gladag, dimana sifat keburukan ditanggalkan...

Bila jamasan pusaka Keraton mengarak Kerbau Kiai Slamet, maka kali ini kami menggiring “pit Kebo“, begitu masyarakat Solo mengebut sepeda onthel. arak-arakan sebagai salah satu prosesi, bersepeda berkeliling melewati jeron beteng Keraton Surakarta, Radjiman, Slamet Ryadi, Sudirman, dan kembali ke tempat dimulainya acara.

Semoga tahun berikutnya selalu tenteram, damai, diberkahi. Selamat tahun baru Jawa…

 

photo by : Rani Pratika (2-7 photos)


pak Aminin Hamid dari Aceh Timur, singgah di SOLO

December 9, 2010

Dalam usia 50 tahun tak kendur semangat buat mengayuh sepeda. Berangkat 4,5 bulan yang lalu semenjak Juli 2010 dari Peurreulak, Aceh Timur. Bertekad bersepeda dari Sabang sampai ke Merauke sebagai jawaban bila Aceh bisa kembali damai.

dari kiri ke kanan, pak Aminin, Dian, mas Didik

dari kiri ke kanan, pak Aminin, Dian, mas Didik

bersama keluarga besar Sepeda Onthel Lawas Solo

bersama keluarga besar Sepeda Onthel Lawas Solo

pak Aminin bercerita pengalamannya, kepada kami

pak Aminin bercerita pengalamannya, kepada kami

Banyak cerita mengenai perjalanan pak Aminin, dari tidur di pos penjagaan polisi, TNI, dan di sekretariat komunitas yang dilewatinya. Begitu juga pengalaman yang hampir selalu di ping pogn sewaktu meminta surat keterangan di kantor instansi pemerintah kota yang dilewatinya. Dan bagaimana rokok dan kopi yang selalu menyemangatinya setiap pagi tiba. Sampai cerita Tsunami yang menyeretnya sejauh 7km, yang terselamatkan dengan spring bed yang terapung. Berbekal tekad, bapak beranak satu ini menyusur Jawa melalui jalur selatan. Dan tiba di Solo Selasa, 7 Desember 2010.  Dan akan melanjutkan perjalanan menuju Pacitan, untuk melaksanakan Shalat hajat di tanah kelahiran SBY.

Semoga  tercapai cita-cita baiknya, dilindungi Tuhan sepanjang kayuhan sepedanya, diberikan kesehatan selama perjalanannya. Amieen buat pak Aminin…