
all folks in action
Hari bumi diperingati tiap tanggal 22 April di seluruh belahan bumi. Begitu juga dengan Sepeda Onthel Lawas Solo [SOLO] yang melakukan aksi cabut paku di jalur hijau kota Solo.

get ready...

jejalur @ merah : cerabut paku @ hijau : bersepeda muter kota Solo
Acara dilakukan hari Minggu (26/04) dimulai pukul 07.00 oleh 32 onthelis [SOLO] dengan berbekal palu, tang, dan linggis. Ternyata hasil cabut paku lumayan banyak. Dari Lapangan Kota barat sampai dengan Monumen pers yang hanya berjarak 1,3km berhasil dikumpulkan kurang lebih 3-4 kilo paku bekas poster dan atribut kampanye pemilu legislatif kemarin. Bayangkan saja kalau seluruh jalur hijau kita sisir.

baru beberapa meter, ini hasilnya
Setelah sesi cabut paku, [SOLO] meneruskan acara sepedaan keliling kota Solo menyusuri jantung kota lewat Slamet Ryadi, ke arah Gladag, kemudia supit urang Keraton Surakarta, Pasar Klewer, dan langsung menuju ke tugu lilin, Gendengan.

sejenak di monumen pers, salah satu museum di kota Solo

stase tugu lilin
Memang tidak seberapa yang kita kumpulkan pada hari itu. Tapi dari sini kita jadi tahu, ternyata sampah berupa paku yang menempel di pohon di jalur hijau cukup banyak juga. Dan ini akan terus berjalan seperti itu tanpa adanya peraturan yang sekiranya mampu mengurangi jumlah sampah ini.
Mari kita jaga bumi ini. Kurangi sampah dan tentunya gunakan kembali sepeda!!!
- merah : jalur cabut paku, hijau : jalur acara bersepeda @ 26 april 2009
- all folks in action
- get ready…
- jelajur @ merah : cerabut paku @ hijau : bersepeda muter kota Solo
- baru beberapa meter, ini hasilnya
- sejenak di monumen pers, salah satu museum di kota Solo
- sepanjang coyudan
- stase tugu lilin
catatan:
T U G U L I L I N
Dari temu Sinar Harapan pada hari Kamis tanggal 8 Mei 2008 diperoleh informasi bahwa pada tanggal 20 Mei 1948 diperingatilah 40 tahun yang saat itu masih menggunakan “Hari Kebangunan Nasional” yang pertama. Bertindak sebagai ketua adalah Ki Hajar Dewantara, anggota Tjugito dari PKI, AM Sangadji dari Masyumi, Sabilal Rasjad dari PNI, Nyonya A. Hilal dari Kongres Wanita Indonesia, Tatang Mahmud dari IPPI dan H. Benyamin dari GPII. Dalam penjelasan pemerintah di media cetak 21 Mei 1948 “Pergerakan Rakyat Indonesia yang diatur secara organisasi modern, merayakan hari ulang tahunnya yang ke 40. Hari ini dirayakan diseluruh Indonesia dan di luar negeri. Kesempatan ini dipakai oleh partai-partai dan organisasi yang pusatnya ada di Yogyakarta untuk menandatangani sebuah manifest (surat pernyataan bersama) yang menyatakan perlunya disusun sebuah program nasional untuk semua partai dan organisasi, guna menegaskan “Persatuan dikala bahaya serangan Belanda terbayang”. Sungguh patut semua ini diperingati, dikenangkan guna mendapat pelajaran dan kekuatan batin bagi perjuangan Republik Indonesia sekarang. Pelopor 40 tahun yang lalu tersebut adalah almarhum Dr Wahidin Sudirohusodo, seorang anak desa yang cerdas dan telah membaktikan dirinya dibidang Kesehatan Bangsa. Dibangunnya Boedi Oetomo sebagai bentuk Organisasi Kebangunan Indonesia yang pertama bukan tanpa alas an yang kuat. Sejak itulah pergerakan nasional untuk Kemerdekaan Nasional timbul dan tumbuh. Rawer awe rantas malang-malang putung kata Ki Hajar Dewantoro. Di Ibukota Yogyakarta Presiden Soekarno menyampaikan pidatonya. Antara lain berbunyi “Republik Indonesia mencetus sebagai akibat pengorbanan dan perjuangan pemimpin-pemimpin dimasa lampau”. Maka dimalam resepsi bertempat di Presidenan (sekarang gedung Negara dan pernah menjadi kediaman Presiden RI tahun 1946 – 1949) Nampak suasana persatuan termasuk partai-partai politik yang sedang bertentangan yang dapat membahayakan Negara. Tampak diantara hadirin tokoh-tokoh Dr Radjiman Wediodinongrat, Ki Hajar Dewantoro (ketua peringatan), AM Sangadji dan sebagainya. Pada pagi hari, di Surakarta diresmikan “Tugu Peringatan Nasional” (sekarang Tugu Lilin) yang sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1929 tapi dilarang Belanda untuk diresmikan. Baru pada tanggal 20 Mei 1948 di alam kemerdekaan inilah Monumen itu diresmikan. Setelah itu diadakan pawai keliling kota yang juga mengikutsertakan pasukan Hijrah yang berada dikota Surakarta dan sekitarnya.
Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi penataan acara Asia Pacific International Conference on ASSET, Solo, 19-22 Mei 2008, sehingga terpadu dengan faktor pendidikan masyarakat tentang kesejarahan nasional, Nobility & Spirituality.
sumber : www.kebangkitan-nasional.com
Tugu Lilin terletak di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Penumping. Tugu ini dibangun pada tanggal 20 Mei 1933 untuk memperingati 25 tahun berdirinya pergerakan Boedi Oetomo. Sekaligus untuk menggugah semangat perjuangan dan pengabdian terhadap bangsa Indonesia.
sumber : http://wisatasolo.com/wp/?p=146
Patut di contoh, cabut paku di jalur hijau
Selamat om… semoga masyarakat jadi sadar agar pentingnya jalur hijau
Lanjutkan…. 🙂
Ini kegiatan yang sangat POSITIF sekali !! dan paling disukai banyak orang, pantas utk di Teladani.
Dan yang lain …..???!!! Ayo kita Tumbuh Kembangkan untuk niatan Bhakti Sosial pada Lingkungan sekitar kita.
Salam.-
Bung paku,kawat dll. dikiloin aje ke tempat besi tua lumayan kan buat jajan es panas-panas cabut paku eh segerseger minum es…sruput….sruput…enak tenan…!!!!
teman sahabat solo kami sangat terkesan adanya pencabutan paku paku itu di setiap pepohonan..pekerjaan yang tak ringan butuh satu ketelitian dan penuh energi…selamat sahabat onthel SOLO bekerja dengan cinta…
salam dari kerabat podjok jogja
towil
@ semua, SIAAAAAAPPPPP!!!!
@ yang mbahureksa kemayoran sektor 2 : kemarin kita masak tongseng paku pak!!! hehehe kaya main debus.
@ mas towil, sori hari yang sama ga bisa nyusul ke jatinom. rencana selesai acara mau nyusul….alhasil pada teler semua….salam juga buat kerabat PODJOK.
Luarbiasa! Kami salut dengan komitmen sahabat-sahabat SOLO untuk turut berjibaku dalam menjaga lingkungan hidup. Mungkin bisa dicontoh untuk menjadi standar kegiatan dalam acara konvoi, jadi tidak hanya pit-pitan saja tapi juga menjadi pahlawan pelindung flora. Two thumbs!
sungguh… semangat dan kerja keras yang positif.. semoga Allah beri barokahNya…
bersepeda onthel saja sebenarnya sudah sehat. Tetapi menambahkan kemanfaatan lain dari kegiatan ngonthel kita sungguh akan jadi hebat. Maju terus saudaraku! Salam dari Potorono.
Seandainya pohon bisa bicara..betapa mereka sangat berterima kasih untuk teman-2 SOLO..
Lanjutkann…..ikutan yang diatas ahh…orang Solo emang berbudi bowo leksono, sama pohon sayang apalagi dengan sesama…