memang tulisan ini saya sekedar copy paste dari tulisan yang diposting seorang kawan…
tapi perlu kita renungkan… sebelum semua terlambat… atau memang inikah kita??? yang hanya memikirkan hari ini, lalu bagaimana tentang esok hari??? silakan untuk mengcopy, re-post tulisan ini….
pit kebo memang punya daya tarik layaknya magnet. Bak barang antik pit kebo terus dan terus diburu baik untuk moda transportasi, koleksi, klangenan atau sebagai komoditi perdagangan.
Tidak bisa dipungkiri, pit kebo mempunyai sejarah yg panjang di negri ini, mulai di jaman penjajahan, pergerakan, kemerdekaan, orla, orba, hingga jaman reformasi skrg ini. Sebagai bagian dari sejarah pit kebo punya “hak” menjadi benda cagar budaya layaknya kraton, Loji Gandrung, Masjid Agung, Radya Pustaka, Mangkunegaran, Bank Indonesia dll.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pit kebo dijual ke luar negri. Memang tidak ada larangan akan hal tersebut. Layaknya hukum dagang “ada permintaan pasti ada penawaran dan diikuti ada transaksi. Ekspor pit kebo memang menjanjikan keuntungan yg signifikan, sampai kapan?sampai pit kebo habis di negeri ini?sampai anak cucu kita hanya bisa mendengar pit kebo dari dongeng pengantar tidur tanpa mereka bisa mencolek, meraba kemudian menaiki dan dionthel? atau mereka tahu dari browsing lewat PC atau smartphone?atau ketika menyusun desertasi harus ke luar negri dulu sekedar mengamati pit kebo?
Bolehlah menganggap ekspor pit kebo sebagai isyu, tapi apakah rela kejadian-kejadian buruk masa lalu terulang lagi hingga mencoreng nama baik?
Lantas, siapakah yang patut menjaga kelestarian pit kebo?
(tulisan ini hanya sekedarnya aja laiknya coretan dinding yg setengah org nganggep vandalis)