Salah satu yang dilakukan pemerintah kota surakarta untuk menggenjot penggunaan moda transportasi hemat energi dan bebas polusi adalah dengan program “mider praja“. bersama dengan jajaran pemerintah kota, bapak walikota Ir. Joko Widodo, wakil walikota FX Hadi Rudyatmo. Acara ini dilakukan setiap hari Jumat dengan start Loji Gandrung atau Balaikota Surakarta. Sesuai dengan namanya “mider praja“, tentu saja kegiatan ini akan dilakukan dengan melewati sekaligus meninjau secara langsung beberapa titik yang direncanakan serta mengawal program-progam pemerintah kota.
Program Solo – Eco Cultural City salah satunya diterjemahkan dengan kiblat transportasi yang bebas polusi, SEPEDA! 18 kilometer jalur lambat yang sudah tersedia akan diusahakan segera diperbaiki, tentu juga disertai pembenahan fungsi yang selama ini banyak digunakan untuk parkir dan PKL. Hal ini disampaikan Bapak Yosca Herman Sudrajat, Minggu 21 november 2010 di sela-sela acara Launching Bike 2 Work Solo.
Pak Herman juga mengatakan, pada 2011 pihaknya akan memulai memperbaiki area “city walk” yang berada di Jalan Slamet Riyadi dengan panjang 4,5 kilometer, disusul area Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Soetami, Jalan Soetarto hingga Jalan Adi Sudcipto.
“Sebenarnya perbaikan jalur lambat memang sudah menjadi program pemerintah, namun dana dari APBD 2010 belum menganggarkan falilitas bersepeda di Solo,” lanjut pak Herman.
Berita positif bagi pesepeda, maupun pengendara kendaraan non-motor juga disampaikan oleh Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo, saat ditemui wartawan, Minggu (10/10) mengatakan jalur tersebut akan diperbaiki dengan cara di aspal hotmix dengan kualitas sebaik aspal Jl Slamet Riyadi. Dengan demikian, sepeda, becak dan bendi dapat bebas melewati jalur tersebut tanpa gangguan. “Ini agar tidak dimanfaatkan oleh pihak lain. Pembangunan mulai dari Purwosari sampai Gladak.”
sumber bacaan:
http://www.solopos.co.id/2010/solo/2011-jalur-lambat-slamet-riyadi-untuk-nonbermotor-60495