Grebeg Sudiro 2010, Sudiroprajan Solo

February 14, 2010

sedekah bumi malam sebelum puncak acara

gunungan sedekah bumi

Grebeg Sudiro adalah event di Kampung Sudiroprajan, di mana Pasar Gede sebagai salah satu simbol heritage kota Solo berada. Akan tetapi event ini bisa dikatakan merupakan event kota Solo yang memang diadakan pada tiap tahunnya.

Sepeda Onthel Lawas Solo cucuk lampahan

selama kirab grebeg

grebeg sudiro "kebhinekaan dalam kebersamaan"

srawung reog - barongsai

kesenian 5 gunung mengikuti kirab grebeg sudiro

kesenian 5 gunung mengikuti kirab grebeg sudiro

Seorang tokoh masyarakat Kampung Sudiroprajan, Sri Harjo, mengatakan, Bok Teko telah menjadi ikon kampung itu. Masyarakat kampung itu, katanya, sejak relatif lama mewujudkan pembauran antara warga pribumi, Jawa, dengan keturunan Tionghoa.
“Ada mitos bahwa di Kampung Mijen, Kelurahan Sudiroprajan, tutup teko pemberian Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakoe Buwono X, jatuh di jembatan sungai kecil yang melintas kawasan tersebut. Tetapi saat dicari tidak ditemukan. Selanjutnya jembatan itu dinamakan Bok Teko. Hingga saat ini masih ada beberapa warga yang sering berdoa di tempat itu,” katanya. (MI)

Tidak mengherankan jika dalam acara ini menyajikan kebudayaan dengan latar belakang yang beragam karena mengingat kampung Balong yang merupakan salah satu kampung pecinan di Surakarta, dan juga Pasar Gede yang merupakan salah satu simbol keberadaan kerajaan Surakarta Hadiningrat. Senada dengan tema yang diusung dalam acara tersebut, “Kebhinekaan dalam Kebersamaan”

Pada acara Grebeg Sudiro ini beragam acara yang digelar selama kurang lebih satu minggu yang puncak acaranya pada hari Minggu, 7 Februari 2010 dengan mengarak gunungan 4000 kue keranjang, barongsai, liong, reog, kesenian lima gunung, pawang geni, kirab lampion. Dan tentunya iringan Sepeda Lawas Solo sebagai “cucuk lampah”. Acara kirab sendiri diawali dengan berkumpul pada pukul 14.00 di sepanjang Jalan Kapten Mulyadi, bendera start dikibarkan Wakil Walikota Surakarta di depan Pasar Gede. Selanjutnya iringan kirab menyusuri jl. Sudirman – jl. Mayor Sunaryo – jl. kapten Mulyadi – jl. R.E. Martadinata – jl. Cut Nyak Dien – jl. Ir. Juanda – jl. Urip Sumoharjo – kembali di depan Pasar Gede.

suasana di depan pasar gede dilanjutkan menyalakan lampion "bok teko"